KATA ADALAH SENJATA



Alhamdulillah...malam ini saya utuhkan niat untuk mulai menulis. Mencoba mengasah ketajaman berpikir dengan merangkai kata dalam balutan kalimat yang bermakna. Ajakan dan motivati yang tiada henti dari seorang guru blogger Indonesia yang sangat tersoror namanya  dikalangan guru Indonesia memantapkan langkah dan niat saya untuk menulis. 

Ya...beliau bernama Wijayah Kusumah atau biasa di sapa dengan nama om Jay. Beliau juga merupakan penggagas pelatihan belajar menulis melalui grup whatsapp. Dalam pelatihan tersebut peserta diwajibkan untuk membuat resume dari setiap pemateri. Jumlah resume yang harus diselesaikan oleh peserta  minimal 20 kali pertemuan. 

Bagi peserta yang mampu menyelesaikan tugas resumenya maka akan diajukan untuk menjadi sebuat buku setelah melalui proses editing. Sampai saat ini grup whatsapp belajar menulis yang di gagas oleh om Jay telah mencapai gelombang ke 16. Dan saya salah satu peserta gelombang tersebut. 

Adalah Abdul Hakim Busro, seorang narasumber (guru dengan segudang prestasi) yang di undang Om Jay untuk membawakan materi pada pertemuan pertama pelatihan belajar menulis kali ini.

Berikut profil Narasumber!
Abdul Hakim Busro, guru Bahasa Indonesia di SMP Yayasan Pupuk Kaltim, Bontang, Kalimantan Timur. 

Prestasi yang pernah diraih: 
1. Juara Lomba Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Tingkat Nasional (2009, 2006), 
2. Juara Inovasi Pembelajaran Tingkat Kaltim, finalis nasional (2006), 
3. Juara Desain Kartu dan Ucapan Tahun Baru Hijriah Tingkat Nasional oleh Kantor Pos Indonesia, 
4. Juara 3 Olimpiade Guru Nasional (2018)
5. Juara 2 Lomba Memotivasi Siswa “Bangga Berbahasa Indonesia” Tingkat Kaltim dan Kaltara oleh Kantor Bahasa Provinsi Kaltim (2020),
6.  Juara 1 Lomba Vlog “Cerdas Berbahasa” Tingkat Kaltim dan Kaltara oleh Kantor Bahasa Provinsi Kaltim (2020), dan beberapa kejuaran bidang kepenulisan, foto, desain, dan olahraga.

Penghargaan:
1. Penerima Penghargaan Guru Berjasa Kaltim (2010), 
2. Penerima Anugerah Kaltim Education Award (2010), 
3. Penerima Intel Education Award dalam Pemilihan Guru Berprestasi Nasional oleh Kemendiknas dan Intel Indonesia Coorporation (2010), 
4. Sepuluh Karya Terbaik National Competition of Technology Integration (NACTI, 2011),
5.  Peserta Training Program in China University of Mining and Technology (CUMT, 2019), 

Aktifitas:
Presenter Publik Katulistiwa Televisi / PKTV (2000-sekarang)
Manajer Radio Suara Katulistiwa FM (2015-sekarang)
Pimpinan Redaksi resonansinews.com
* Trainer Peblic Speaking, AMT, Kepenulisan di GPI (Gemilang Pendidikan Indonesia)
Pengurus / Mitra Daerah Masyarakat Fotografi Indonesia (MFI)
Pengurus Forum GTK Berprestasi Kota Bontang, Kaltim
Pengurus Asosiasi GTK Berprestasi Provinsi Kaltim, dll.
 
Pembimbingan:
Beberapa kali membimbing siswa dalam bidang kepenulisan dan meraih juara nasional.
 
Publikasi:
Tulisan dimuat di beberapa media, misalnya Bontang Post, Kaltim Post, Majalah Pendikan Kota Bontang, Majalah Gemilang YPK, dan Majalah Pelangi Pendidikan Depdiknas, 

Karya-karya fotonya juga dimuat di Bontang Post, Kaltim Post, Majalah Pendikan Kota Bontang, Majalah Gemilang YPK, Tribun Kaltim, Buku Bahasa Indonesia SD – Australia, dan Majalah TNK. Karyapuisi, artikel, feature, quotes

karya penelitian dimuat dalam beberapa judul buku antologi, termasuk Antologi Kreativitas Guru dalam Pembelajaran yang diterbitkan oleh Depdiknas.

Kembali ke laptop...

Pak Abdul hakim dalam kuliah onlinenya mengawali dengan sebuah kutipan  yang sangat membakar semangat siapapun yang membacanya. "Mereka yang tidak berani membunuh ketakutan akan terbunuh oleh ketakutan"


Siapa yang tidak berani mencoba sesuatu karena takut maka dia tidak akan pernah menjadi siapa-siapa. Bila di cermati dan di hayati dengan seksama kalimat tersebut bak sebuah granat yang mampu menghancurkan bongkahan ketakutan dalam diri siapapun saat granat itu dilemparkan.  

Pemateri mulai menyampaikan materinya yang berjudul 'kata adalah senjata'. Karena semua berawal dari kata. Dengan kata kita bisa memberikan cinta, dengan kata kita juga bisa memberikan luka. Dengan kata kita mampu berkreasi dengan banyal hal, mampu berkreatifitas dalam menulis (puisi, cerita, buku, dll). Makna sebuah kata yang beliau sampaikan lewat voice note dengan suara yang khas nan merdu semakin menambah kebermaknaan ungkapan kata tersebut. 

Lebih lanjut pemateri mengarahkan peserta pada inti materi yang ia sampaikan. Beliau mengajak peserta untuk menonton vlog cerdas berbahasa yang beliau buat dan diupload di chanel youtube Guru Indonesia melalui link yang sudah dibagikan digrup. 

Diawal vlognya, beliau menyampaikan kalimat bijak bahwa 'dengan cerdas berbahasa kita akan menjadi sosok yang luar biasa'. Makna cerdas berbahasa adalah ketika kita mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan kita sehari - hari. 

Kebanggaan dan kecintaan kita terhadap bahasa Indonesia tercermin saat kita menggunakannya dalam momen apapun, baik secara formal maupun informal. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik tentu saja harus sesuai kaidah bahasa pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indinesia). Namun seringkali kita masih belum mampu merangkai kata atau kalimat yang sesuai dengan konteks bahasa Indonesia baku. 

Sebagaimana pendapat Ibnu Wahyudi, seorang dosen Fakultas Ilmu Budaya UI dan SUSS Singapura dan juga sebagai sastrawan dan  pemerhati bahasa terkait konsep cerdas berbahasa.
'Cerdas' artinya kita mampu menyiasati situasi dan mampu memilih kalimat, kosakata, diksi atau apapun yang sesuai dengan situasi tersebut. Beliau juga berpendapat tentang pengutamaan penggunaan bahasa Indonesia itu sudah sepatutnya kita junjung tinggi. 

Cerdas berbahasa dengan mengikuti perkembangan dinamika berbahasa didunia bukan berarti mencampur adukan penggunaan bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Penggunaan bahasa gado-gado (Indonesia-Inggris/apapun) oleh sebagian orang menurut beliau justru norak dan tidak mencerminkan sikap dewasa dalam berbahasa. Demikian bincang hangat antara pak Abdul Hakim Busro dan pak Ibnu Wahyudi melalui vlognya.

Lanjut ya...

'Membaca adalah gerbang utama sekaligus kunci pembuka bagi yang ingin menggenggam keberhasilan'(Abdul Hakim Busro). Untuk menjadi penulis maka kunci utamanya adalah membaca.  Dengan mengasah keterampilan membaca akan terbuka lebar peluang kita untuk bisa menulis. Semakin sering membaca, maka semakin banyak kosakata yang terekam dalam memori kita. 

Menulis tanpa dibarengi dengan kebiasaan membaca akan berdampak pada keterbatasan kempampuan kita dalam mengorganisasi kosakata membetuk tulisan yang bermakna. Penguasaan kosakata akan berimplikasi positif pada keterampilan menulis dan berbicara yang pada akhirnya menciptakan komunikasi yang efektif. 

Membaca dapat membuat otak tetap aktif dan bereaksi untuk melakukan fungsinya secara baik. Membaca dapat memperkuat kemampuan berpikit dan menganalisis. 

Kesimpulan:
1. Kata adalah senjata. Begitu dasyatnya sebuah kata sehingga mampu mencikptakan cinta, duka, kebahagiaan bahkan kreatifitas dalam segala hal. Karena kata mampu mengantarkan sesoorang pada posisi terhebat 
2. Membaca adalah gerbang utama sekaligus kunci pembuka bagi yang ingin menggenggam keberhasilan
3. Membaca dapat membuat otak tetap aktif dan bereaksi untuk melakukan fungsinya secara baik. 
4. Membaca dapat memperkuat kemampuan berpikit dan menganalisis. 
5. Cerdas berbahasa artinya kita mampu menyiasati situasi dan mampu memilih kalimat, kosakata, diksi atau apapun yang sesuai dengan situasi tersebut.
6. Mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai KBBI 
7. Menjunjung tinggi bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia


Demikian resume saya. Trimakasih atas ilmunya pak Abdul Hakim Busro. Salam Alumni CUMT.






































Komentar

  1. Waah bagus, kalau boleh saran sedikit kurangi paragraf yang terlalu panjang

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah, bisa ikut komentar di sini.

    Tulisan ini ada keunggulannya, karena menampilkan profil narasumber secara lebih lengkap. Efeknya, pembaca akan merasakan bahwa sang narasumber memang bukan kaleng-kaleng, profesional betul di bidangnya.

    Hanya yang perlu diperbaiki adalah penataan tulisan. Karena masih ada yang tumpah tindah dan perlu lebih dirapikan.

    Misalnya: Subjudul "Kembali ke Laptop" semestinya spasi dengan tulisan di bawahnya. Dan, sepertinya satu tulisan ini fontnya berbeda-beda ya?

    Lebih bagus, satu jenis font saja. Besar kecilnya sama, kecuali untuk subjudul, bolehlah dibuat ukuran lebih besar.

    Perhatikan juga huruf besar dan huruf kecil, Bu.

    Mungkin itu saja saran dan komentar dari saya. Kita sama-sama belajar Bu. Terima kasih sebelumnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah...trimakasih atas kritik saran dan perbaikannya Pak...sy akan perbaiki lagi...πŸ™πŸ™πŸ™

      Hapus
  3. GreatπŸ‘ uraiannya runtut dan lengkap. Lanjut... semangat dalam kebersamaan πŸ™πŸ™πŸ™

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAJIAN NIKMAT GADO-GADO PELANGI

KEGIATAN SOSIALISASI 7_SRB BERBAGI INOVASI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI DENGAN RUMAH BELAJAR PADA MASA PANDEMI